Minimal lima kali dalam sehari kita melakukannya. Namun tidak tahu pasti kenapa kita melakukannya. Yah, wudlu adalah ‘ritual’ yang harus kita lakukan sebelum kita shalat. Lalu kenapa kita harus melakukannya? Ada beberapa alasan berikut:
Pada dasarnya di dalam bersuci tersimpan dua makna, yaitu bersuci secara dzahir dan batin. Secara dzahir bersuci berarti membersihkan diri dari kotoran yang dzahir. Sedangkan secara batin ada rahasia secara maknawi di dalamnya.
Secara dzahir hal yang pertama kali kita lakukan dalam berwudlu adalah mencuci kedua telapak tangan. Ini menunjukkan bahwa tangan paling sering berinteraksi dengan benda lain. Baik kita memegang, meraba, atau bersalaman. Semua hal ini tentu menyisakan ‘suatu’ kotoran baik yang tampak seperti debu atau yang tidak tampak seperti virus.
Kedua adalah berkumur. Kenapa kita harus berkumur? karena di dalam mulut itu tersimpan banyak kotoran juga. Diantaranya adalah sisa-sisa makanan yang menyelinap diantara gigi antar gigi atau gigi dengan gusi. Begitu pula dengan munculnya bau mulut yang mengendap, baik karena makanan, lamanya diam atau sebab yang lain. Selain itu berkumur juga bisa sebagai alat tes atas air yang kita gunakan itu dalam kondisi baik yang masih tetap atau sudah buruk yang berubah rasanya.
Ketiga menyedot air hidung (istinsyaq). Kenapa kita harus melakukannya? karena hidung menyimpan banyak kotoran yang harus kita bersihkan diantaranya kotoran debu yang masuk dan bau udara berpolusi yang tertiup angin. Meskipun selain itu juga bisa sebagai alat tes bau air sudah berubah atau tidak.
Keempat membasuh wajah. Kenapa kita harus melakukannya? karena pada wajah menempel keringat dan debu. Ketika kita membersihkannya maka dapat mengakibatkan penyumbatan-penyumbatan pada pori-pori kulit.
Kelima adalah membasuh kedua tangan. Kenapa kita harus melakukannya? karena kulit kedua tangan juga hampir sama dengan wajah meskipun tingkat kotornya tidak seperti wajah.
Keenam mengusap kepala. Kenapa kita harus melakukannya? Karena kepala merupakan sumber keringat yang keluar dari pori-pori. Meskipun agama tidak mewajibkan pembasuhannya karena adanya factor keringanan. Tidak bisa dibayangkan betapa beratnya ketika kepala wajib di basuh dengan guyuran air, terlebih bagi wanita yang berkerudung. Dan empat madzhab sunni berbeda batasan dalam pengusapan kepala.
Ketujuh mengusap telinga. Kenapa kita harus melakukannya? karena telinga juga terdapat debu atau kotoran lain yang menyelinap.
Kedelapan membasuh kedua kaki. Kenapa kita harus melakukannya? Karena pada kaki terdapat kotoran seperti debu dan semisalnya serta adanya bau menyengat pada sebagian kaki seseorang.
Ini adalah makna secara dzahir yang dengannya manusia akan bersih dan bersemangat menjalani aktifitas sehari-hari terlebih saat beribadah. Makanya islam merekomendasikan menjaga wudlu dalam setiap waktu bukan hanya untuk shalat saja. Sekali lagi islam merekomendasikan menjaga wudlu dalam setiap waktu bukan hanya untuk shalat saja.
Adapun makna wudlu secara batin (maknawi) adalah:
Membasuh tangan karena tangan sering kita gunakan untuk berbuatan aniaya atau dosa seperti menampar, mengambil sesuatu tanpa hak, dan lain sebagainya.
Menyedot air hidung karena hidung berpotensi kita gunakan mencium hal-hal yang tidak diperkenankan.
Berkumur karena mulut sering kita gunakan sebagai sarana menggosip, mengadu-domba, memuji tanpa hak, mencibir, dan lain sebagainya. Tentang gossip saja, Allah mengumpamakan orang yang menggosip seperti orang yang makan bangkai saudaranya. Allah berfirman:
ايحب احدكم ان يأكل لحم اخيه ميتا
“Apakah kamu senang memakan daging bangkai saudaramu?”.
Makanya menurut pendapat Sayyidatina Aisyah orang yang berpuasa yang menggosip itu batal puasanya.
Mengusap telinga karena telinga sering kita gunakan untuk mendengar sesuatu yang tidak baik, seperti mendengarkan orang bergosip, mendengar lagu atau irama yang diharamkan oleh Allah dan lain sebagainya.
Membasuk wajah karena pada wajah terdapat kedua mata yang luar biasanya memberi saham keburukan seperti melihat aurat orang lain, melihat foto atau video yang kurang patut, dan lain sebagainya.
Membasuh kaki karena kaki juga sering kita gunakan untuk melakukan hal yang tidak diperkenankan agama. Seperti mendatangi perkumpulan yang terdapat dosa, membeli sesuatu yang berpotensi digunakan dosa, atau melakukan dosa itu sendiri.
Adapun rambut kepala hanya diusap karena rambut tidak berpotensi maksiat tetapi dia hanya menjadi tetangga anggota maksiat. Dalam pendekatan klasik jika seseorang bersanding dengan tukang pande besi maka ia akan terkena asapnya. Dalam pendekatan kekinian jika rumah seseorang berdekatan dengan pabrik-pabrik yang dipenuhi cerobong polusi niscaya ia akan terkena dampak negatifnya.
Semoga bermanfaat!
Muhammad Hasyim
Recent Comments