“Bapak Jahiliyyah” Bangsa Arab

Pada ritual haji, kita diingatkan bagaimana komunitas Makkah mulai terbentuk. Bermula dari Nabi Ibrahim alaihis salam yang meninggalkan nabi Ismail alaihis salam dan Ibunda tercinta kemudian datanglah kafilah-kafilah hingga terbentuk tatanan masyarakat. Seiring dengan berjalannya waktu, setelah Nabi Ibrahim dan nabi Ismail wafat, sehasta demi sehasta bangsa Arab telah bergeser dari nilai-nilai luhur agama yang lurus. Puncaknya, sebelum Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wasallam di utus, mereka telah benar-benar dalam dekadensi moral dan kegelapan alam jahiliyyah.

***

Islam sebagai penerus agama Nabi Ibrahim
Sebagaimana yang telah kita pahami bersama, bahwa agama Islam adalah ajaran yang meneruskan dari agama atau konsep-konsep yang dibawa abul anbiya’ (ayah para nabi), Ibrahim alaihis salam. Hal ini sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam firmannya:

وَجَاهِدُوا فِي اللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ هُوَ اجْتَبَاكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ مِلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَاهِيمَ هُوَ سَمَّاكُمُ الْمُسْلِمِينَ مِنْ قَبْلُ…

“Dan berjihadlah pada jalan Allah dengan sebenar-benar jihad. Dia telah memilihmu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untukmu –dalam agama- suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu, Ibrahim. Dia telah menyebutmu orang-orang muslim dari dahulu…” (al-Hajj [22]: 78).

قُلْ صَدَقَ اللَّهُ فَاتَّبِعُوا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
“Katakanlah, Benar (apa yang difirmankan) Allah. Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang musyrik”. (Ali Imran [3]: 95).

Dari kedua firman Allah dia atas, kita akan tahu bahwa islam merupakan estafet dari seruan mulia nabi Ibrahim alaihis salam.

Bapak jahiliyyah bangsa Arab
Orang yang pertama kali memasukkan kemusyrikan adalah Amr bin Luhayyi bin Qam’ah, nenek moyang bani Khuza’ah. Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Muhammad bin Ibrahim ibnul Harits at-Tamimi: Shalih as-Saman menceritakan kepadanya bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah berkata, “Aku pernah mendengar, Rasulllah shallaallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepada Aktsam bin Jun al-Khuzai. Wahai Aktsam, Aku pernah melihat Amr bin Luhayyi bin Qam’ah bin Khuza’ah ditarik usus-usus ke dalam neraka. Aku tidak pernah melihat seseorang yang –wajahnya- mirip dengannya kecuali kamu. Aktsam lalu berkata, ‘Apakah kemiripan rupa tersebut akan membahayakanku, ya Rasulullah?’. Rasulullah menjawab, ‘Tidak. Sebab kamu beriman, sedangkan dia kafir. Sesungguhnya dia adalah orang yang pertama kali mengubah agama Isma’il alaihis salam…’
Lalu Ibnu Hisyam menyampaikan tentang kronologi Amr bin Luhayyi memasukkan berhala ke dalam bangsa Arab. Ia menulis,

أَنّ عَمْرَو بْنَ لُحَيّ خَرَجَ مِنْ مَكّةَ إلَى الشّامِ فِي بَعْضِ أُمُورِهِ فَلَمّا قَدِمَ مَآبَ مِنْ أَرْضِ الْبَلْقَاءِ ، وَبِهَا يَوْمَئِذٍ الْعَمَالِيقُ – وَهُمْ وَلَدُ عِمْلَاقٍ . وَيُقَالُ عِمْلِيقُ بْنُ لَاوِذْ بْنِ سَامَ بْنِ نُوحٍ – رَآهُمْ يَعْبُدُونَ الْأَصْنَامَ فَقَالَ لَهُمْ مَا هَذِهِ الْأَصْنَامُ الّتِي أَرَاكُمْ تَعْبُدُونَ ؟ قَالُوا لَهُ هَذِهِ أَصْنَامٌ نَعْبُدُهَا ، فَنَسْتَمْطِرُهَا فَتُمْطِرُنَا ، و نَسْتَنْصِرُهَا فَتَنْصُرُنَا ، فَقَالَ لَهُمْ أَفَلَا تُعْطُونَنِي مِنْهَا صَنَمًا ، فَأَسِيرَ بِهِ إلَى أَرْضِ الْعَرَبِ ، فَيَعْبُدُوهُ ؟ فَأَعْطَوْهُ صَنَمًا يُقَالُ لَهُ هُبَلُ فَقَدِمَ بِهِ مَكّةَ ، فَنَصَبَهُ وَأَمَرَ النّاسَ بِعِبَادَتِهِ وَتَعْظِيمِهِ
“Amr bin Luhayyi keluar dari kota Makkah menuju Syam untuk suatu urusan. Ketika sampai di daerah Ma’ab, yaitu daerah yang terletak di kawasan Balqa’, pada waktu itu terdapat Amaliq, yaitu anak keturunan dari Amlaq –ada yang mengatakan Amliq- bin Laudz bin Sam bin Nuh. Dia melihat mereka sedang menyembah berhala-berhala. Amr bin Luhayyi kemudian berkata kepada mereka, ‘Apa berhala-berhala yang kalian sembah ini?’. Mereka menjawab, ‘Ini adalah berhala-berhala yang kami sembah. Kami meminta hujan lalu kami diberi hujan. Kami meminta pertolongan kemudian kami ditolong. Amr bin Luhayyi berkata lagi, ‘Bisakah kalian memberiku satu berhala untuk aku bawa ke negeri Arab agar mereka menyembahnya?. Mereka memberikan satu berhala yang diberi nama Hubal lalu Amr bin Luhayyi membawanya pulang ke Makkah dan dipasanglah berhala tersebut. Lalu, ia memerintahkan orang-orang untuk menyembah dan mengagungkan berhala tersebut.

Warisan luhur yang terkontaminasi
Meski dalam alam kejahiliyyahan, tetapi bangsa Arab masih memegangi sebagian dari warisan luhur agama yang dibawa leluhur mereka, yaitu: Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail alaihuma salam. Diantara tradisi luhur yang masih mereka lakukan adalah memuliakan ka’bah, thawaf, haji, umrah, wuquf di arafah, dan berqurban.
Akan tetapi semua tradisi luhur tersebut juga sudah terkontaminasi oleh rekayasa mereka sehingga dalam pelaksanannyapun mengalami tambahan-tambahan. Contohnya adalah ketika talbiyah haji dan umrah, mereka mengatakan:

لَبَّيْكَ اللّهُمَّ لَبَّيْكَ, لَبَّيْيكَ لاَشَرِيْكَ لَهُ, اِلَّا شَرِيْكٌ هُوَ لَكَ تَمْلِكُهُ وَمَا لَكَ

“Aku sambut (seruan-Mu) Ya Allah, aku sambut (seruan-Mu), aku sambut (seruan-Mu), tiada sekutu bagi-Mu, kecuali sekutu yang pantas bagi-Mu, yang Engkau dan dia miliki.”
Demikian tadi kaum jahiliyyah yang telah memegangi tradisi leluhur namun terkontantaminasi dengan rekayasa-rekayasa mereka. Mereka memulyakan kakbah tetapi menyekutukan pemilik-Nya.
Demikian cerita awal bagaimana bangsa Arab mulai merubah aqidah mereka. Mereka mengganti agama yang lurus menjadi dengan kemusyrikan agama pagan. Dan orang yang meletakkan dasar kemusyrikan tersebut adalah Amr bin Luhayyi, dialah “Bapak Jahiliyyah” bangsa Arab. Wallahu a’lam bis shawwab.